Kali
ini kita akan bahas tentang pola kalimat yang berpredikat kata sifat -na atau
na-keiyoushi-bun. -na keiyoushi
adalah kata sifat yang berakhiran huruf / bunyi -na (な).
Tetapi jika kata sifat ini digunakan sebagai predikat suatu kalimat, maka
akhiran na tidak digunakan lagi, melainkan langsung diikuti dengan desu. Dengan
demikian jika kita kita akan mengubahnya ke dalam bentuk negatif atau bentuk lampau
kita tinggal mengubah desu ke dalam bentuk yang dimaksud. Oleh karena itu, pola
kalimat dalam na-keiyoushi-bun
pada dasarnya sama dengan pola-pola kalimat yang digunakan meishi-bun.
1.
Kalimat
Positif
S は K.Sifatです
S wa
K.Sifat desu
Ini
digunakan untuk menyatakan sesuatu keadaan yang sedang atau biasa terjadi.
Contoh:
あの人は元気です
Ano hito wa genki desu (orang
itu sehat)
ニダさんは親切です
Nida san wa shinsetsu desu (Nn.
Nida ramah)
2. Kalimat Negatif
S はK.Sifatじゃ/でわありません
S wa K.Sifat jya/dewa arimasen
Bentuk menyangkal
dari kalimat yang berpredikat kata sifat -na adalah dengan cara mengubah desu menjadi jya/dewa arimasen. Contoh:
川の水はきれいじゃありません
Kawa no mizu wa kirei jya arimasen
(air sungai tidak bersih)
3. Kalimat Lampau Positif
S はK.Sifatでした
S wa K.Sifat deshita
Untuk kalimat
lampau desu berubah menjadi deshita, ini digunakan untuk menyatakan
suatu keadaan pada waktu yang telah lalu. Contoh:
きのう、彼は元気でした
Kinoo, kare wa genki deshita
(kemarin, ia sehat)
4. Kalimat Lampau Negatif
SはK.Sifatじゃありませんでした
S wa K.Sifat jya arimasen
deshita
Pola kalimat ini
digunakan untuk menyatakan kalimat bentuk negatif lampau dari kalimat yang
berpredikat kata sifat -na. contoh:
きのうも、あの人は元気じゃありませんでした
Kinoo mo, ano hito
wa genki jya arimasen
deshita (kemarin juga, ia tidak sehat)
5. Penggunaan kata bantu de
S は ,
K.Sifat1 で, K.Sifat2 です
S wa K.Sifat1 de, K.Sifat2 desu
2 kalimat yang
berpredikat kata sifat na atau lebih bisa digabungkan menjadi satu kalimat,
dengan cara mengubah desu menjadi de sebagai penghubung kalimat tersebut.
Sedangkan desu yang terakhir tetap tidak berubah. Contoh:
バンヅンはきれいで、にぎやかです
Bandung wa kirei de, nigiyaka desu (bandung bersih dan ramai)
6. Kalimat Menyatakan Dugaan
S はK.Sifatでしょう
S wa K.Sifat deshou
Untuk menyatakan dugaan/kemungkinan terhadap hal-hal
yang akan terjadi atau sesuatu yang tidak pasti kita ketahui, dengan cara
mengubah desu menjadi deshoo. Contoh:
彼は今元気でしょう
Kare wa ima genki deshou (dia sekarang
mungkin sehat)
7. K.Sifat -na + K.Benda
Kata sifat berakhiran -na bisa langsung diikuti oleh
kata benda jika digunakan untuk menerangkan kara benda tersebut. Disini akhiran
-na harus dipakai, dan perlu diingat bahwa hukum MD (menerangkan-diterangkan)
berlaku pula untuk kata sifat -na + kata benda ini. Contoh:
ニダさんは親切な人です
Nida san wa
shinsetsuna hito desu (nn. Nida (adalah) orang
yang ramah)
これは複雑な問題です
Kore wa fukuzatsuna mondai
desu (ini adalah masalah yang rumit)
8. Penggunaan kata bantu ga
S は… がK.Sifatです
S wa…ga
K.Sifat desu
Pola kalimat
diatas digunakan untuk menyatakan bahwa subjek mempunyai sifat tertentu dalam
sesuatu hal. Pada pola kalimat diatas, pertama subjek diikuti kata bantu wa,
kemudian sesuatu hal yang dimiliki oleh subjek tersebut diikuti oleh kata bantu
ga, dan yang terakhir diikuti oleh kata sifat na. contoh:
私は日本の歌が好きです
Watashi wa nihon no uta ga suki
desu (saya suka lagu-lagu jepang)
Catatan:
Perlu diperhatikan ada beberapa kata yang berakhiran (い) -i digolongkan
kedalam kata sifat -na, sebenarnya
jika ditulis dengan huruf kanji, akhiran -i tersebut tidak
Nampak lagi, misalnya:
元気 genki sehat
綺麗 kirei cantik/bersih
得意 tokui mahir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar