Meishi-bun
adalah kalimat yang berpredikat kata benda dan diikuti dengan kopula da.
Tetapi, agar kalimat tersebut menjadi kalimat halus/sopan, maka da harus diubah
menjadi desu, dan bentuk negatifnya menjadi dewa/jya arimasen. Kemudian masih
ada pula perubahan bentuk yang lainnya seperti bentuk lampau.
1.
Kalimat
positif
A は B です
A wa B desu
Ini merupakan pola
kalimat positif yang predikatnya menggunakan kata benda ditambah da/desu. Pada
pola kalimat diatas baik subjek maupun predikatnya harus berupa kata benda.
Misalnya jika A dan B adalah kata benda, lalu kita masukan ke dalam pola
kalimat diatas, maka akan menjadi “A wa B desu” (A adalah B). pada pola kalimat
diatas terdapat kata bantu wa yang untuk sementara bisa kita terjemahkan dengan
adalah. Contoh:
私は山下です
Watashi wa
yamashita desu (saya (adalah) yamashita)
私は学生です
Watashi wa
gakusei desu (saya (adalah) mahasiswa)
私はインドネシア人です
Watashi wa
indoneshia-jin desu (saya (adalah) orang
Indonesia)
2.
Kalimat
negatif
A は B じゃ/でわありません
A wa B jya/dewa arimasen
Kalimat negatif
dari pola diatas dibentuk dengan cara mengubah desu menjadi jya/dewa
arimasen. Jadi pola kalimat ini untuk sementara bisa diterjemahkan menjadi
“…adalah bukan…”. Contoh:
私は日本人じゃありません
Watashi wa
nihon-jin jya arimasen (saya bukan orang jepang)
私は先生でわありません
Watashi wa
sensei dewa arimasen (saya bukan guru)
3.
Kalimat Tanya :
A は Bですか
A wa B desu ka
Jika kita ingin membuat kalimat tanya dari pola
kalimat diatas, bisa dilakukan nya membubuhkan kata bantu ka pada akhir kalimat
tersebut. Dalam bahasa jepang fungsi utama dari kata bantu ka digunakan untuk menunjukan kalimat tanya. Contoh:
A: あなたは学生ですか
Anata wa
gakusei desu ka (apakah kamu mahasiswa?)
B: はい、私は学生です
Hai, watashi wa
gakusei desu (positif) (ya, saya mahasiswa)
いいえ、私は先生じゃありません
Iie, watashi wa
sensei jya
arimasen (negatif) (tidak, saya bukan
mahasiswa)
Sedangkan jika akan menggunaan kata tanya, maka kata tanya
tersebut harus diletakan pada posisi predikat kalimat tersebut. Sehingga
jawaban hai dan iie seperti diatas tidak digunakan lagi. Melainkan langsung dijawab
dengan menyebutkan benda yang dimaksud pada posisi kata tanya tersebut. Contoh:
A: これは何ですか
kore wa nan desu ka (ini apa?)
B: それは本です
sore wa hon desu (itu buku)
A: あの人はどなたですか
Ano hito wa
donata desu ka (siapa orang itu ?)
B: あの人はアリさんです
Ano hito wa
ari-san desu (orang itu adalah Pak Ari)
4.
Penggunaan kata
bantu (も) mo
A も Bです
A mo B desu
Kata bantu wa pada
beberapa pola kalimat diatas bisa diganti dengan kata bantu mo. Kata bantu mo bisa
diartikan “juga/pun” yang salah satu fungsinya bisa menggantikan kata bantu wa
ketika memaparkan beberapa kalimat yang predikatnya sama/sejenis. Contoh:
私は学生です。アリさんも学生です
Watashi wa gakusei desu.
Ari-san mo gakusei desu
(saya mahasiswa. Ari juga mahasiswa)
A : これは何ですか
Kore
wa nan desu ka
(ini apa?)
B : それは本です
Sore
wa hon desu (itu
buku)
A : これも本ですか
Kore
mo hon desu ka
(apa ini buku juga?)
B : はい、それも本です
Hai,
sore mo hon desu (ya,
itu juga buku)
5. Penggunaan kata bantu (で) de
S1 wa
K.Benda1 de, S2 wa
K.Benda2 desu
2 kalimat yang
berpredikat kata benda + desu atau lebih, bisa digabung menjadi satu kalimat
majemuk dengan cara mengubah desu
menjadi de sebagai penghubung.
私は学生で、ニダさんは先生です
Watashi wa gakusei
de, nida-san wa sensei desu (saya adalah
mahasiswa dan nida adalah guru)
6. Penggunaan kata bantu (の) no
Aの B = BA / A の B の C = CBA
A no B = BA / A no
B no C = CBA
Kata bantu no bisa
digunakan untuk menggabungkan 2 buah kata benda atau lebih menjadi satu kata
benda. Tetapi urutannya terbalik jika kita bandingkan dengan urutan dalam bahsa
Indonesia. Seperti kita ketahui dalam bahsa Indonesia digunakan hokum DM
(diterangkan-menerangkan), sedangkan dalam bahasa jepang bisaa digunakan hokum
MD (menerangkan-diterangkan). Pola kalimat diatas, jika A, B, dan C
masing-masing kata benda dan digabungkan dengan katabantu no ini bisa juga
digunakan untuk menyatakan kepunyaan.Misalnya :
日本語の先生 nihongo no
sensei guru bahasa jepang
私の本 watashi
no hon buku
(punya) saya
Contoh kalimat:
山田先生は日本語の先生です
Yamada sensei wa nihongo no sensei
desu (Pak yamada adalah guru bahasa jepang)
これは私の本です
Kore wa watashi no hon desu
(ini buku saya)
7. Kalimat lampau
Dari beberapa pola
kalimat diatas, jika diubah ke dalam kalimat lampau menjadi berikut:
Kalimat bentuk
sekarang
|
Kalimat bentuk
lampau
|
… は …です
…wa…desu
|
… は …でした
…wa…deshita
|
… は …じゃありません
…wa…jya arimasen
|
… は …じゃありませんでした
…wa…jya arimasen deshita
|
Kalimat bentuk
lampau digunakan untuk menyatakan sesuatu hal yang telah berlalu. Caranya untuk
kalimat positif, kopula desu diubah
menjadi deshita, sedangkan kalimat negatif
jya arimasen ditambah dengan kata deshita sehingga menjadi jya arimasen deshita. Berikut contoh
kalimat:
今日は月曜日です。きのうは火曜日でした。
Kyoo wa getsuyoobi desu.
Kinoo wa nichiyoobi deshita
(hari ini senin. Kemarin minggu)
今日は雨です。きのうも雨でした
Kyoo wa ame desu. Kinoo mo
ame deshita (hari ini hujan. Kemarin juga hujan)
おとといは休みじゃありませんでした
Ototoi wa yasumi jya arimasen deshita
(kemarin dulu (2 hari yang lalu) tidak libur)
8. Kalimat yang menyatakan dugaan
Pola kalimat lain
yang menggunakan “kata benda + da” yaitu kalimat yang digunakan untuk
menyatakan dugaan atau kemungkinan yang akan terjadi. Dalam hal ini kopula da diubah menjadi deshoo, dengan pola kalimat sebagai berikut:
S/Ket は K.Bendaでしょう
S/Ket wa
K.Benda deshou
Pada pola kalimat
tersebut bisaanya dilengkapi dengan kata tabun (mungkin), lalu diikuti oleh
predikat deshoo. Akan tetapi meskipun dalam suatu kalimat tidak disertai dengan
kata tabun pun jika pola kalimatnya menggunakan predikat deshoo, maka kalimat
tersebut sudah menunjukan suatu kemungkinan. Contoh:
あの人は日本語の先生でしょう
Anohito wa nihongo
no sensei deshou (orang itu
mungkin guru bahasa jepang)
あしたはたぶん雨でしょう
Ashita wa tabun
ame deshou (besok mungkin
hujan)
9. Penggunaan kata: …人,…さん,…語,…先生/…jin,…san,…go,…sensei
Kata “jin” jika
diletakan dibelakang kata yang menunjukan nama suku bangsa, ini bisa diartikan
menjadi “bangsa/orang…”. Sedangkan kata “san” selalu diletakan dibelakang nama
orang (dewasa, baik laki-laki maupun perempuan) selain diri sendiri, artinya
“tuan/nyonya/bapak/ibu/saudara/saudari…” dengan tidak membedakan jenis kelamin
atau jabatan. Sedangkan kata ”go” diletakan dibelakang nama suatu bahasa
artinya “bahasa…”. Dan untuk “sensei” diletakan di belakang nama seseorang yang
berprofesi sebagai guru, pelatih, atau dokter, digunakan sebagai kata panggilan
yang berprofesi tersebut. Contoh:
インドネシア人 Indoneshia jin orang indonesia
アリさん Ari san pak Ari
日本語 Nihongo bahasa
jepang
山田先生 Yamada sensei dokter yamada